menengok Kampus

Beberapa jam lalu, karena kadung janji dengan seorang teman.  Akhirnya memutuskan mengunjungi kampus (lagi), tempat kuliah saya dua puluh tahunan yang lalu.  Lama sekali sudah berlalu.

Disitu ada siapa saja?
Ada beberapa kawan satu angkatan yang menjadi tenaga pengajar disana, sekolahnya pun jelas sukses semua dan menguasai bidang ilmu masing-masing.

Jujur, saya suka minder untuk sekedar bertamu kesitu lagi, nasib orang kurang ilmu ya demikianlah, mohon jangan ditiru hehe

Kesitu ngapain?
Ya ngobrol-ngobrol saja.  Itu menyenangkan.
Nyaris tak ada yang berubah, kawan-kawan yang masih suka becanda lepas, terlepas dari status mereka sebagai pengemban amanah dalam menerbitkan calon-calon cerdika cendikia bangsa ini (duh, bahasa saya euy).  Sempat-sempatnya pula foto-foto di depan ruang prodi.  Saya makin tak percaya diri.

Keluar dari satu ruangan, diajak teman lagi ke ruangan satunya, ruang beda program.  Ketemu lagi dengan tenaga pengajar yang lain, yang juga kawan satu angkatan.  Ngobrol lagi. Ditawari nasi kotak segala, aduh saya malu.  Sungkan sampai akhirnya berkata : terimakasih saja, tak mau mengambilnya.

Kesitu naik apa?
Nah itu dia masalahnya.

Rencananya sehabis nganter Q & bang Ai sekolah mau langsung kesitu.  Tapi karena ada yang tertinggal, jadi pulang dulu ke rumah.  Saat mau berangkat lagi, ada yang goyang.  Ah, ban belakang motor kempes habis, sehabis-habisnya.

Akhirnya, memutuskan naik si kucing putih.
Jalan menuju ke kampus sih relatif nyaman.  Memasuki area kampus jalanan sedikit rusak ternyata, tak bersahabat untuk sepeda, terutama memasuki boulevard kampus.  Dan sepeda?  Mungkin tiada mahasiswa yang naik sepeda, motor berderet-deret memenuhi tempat parkiran, di beberapa sudut Fak. Teknik malah ada mobil parkir di bawah pohon.

Pulangnya barusan, jam 11 siang. Kala Banjarbaru lagi di titik kulminasinya.

Sekarang jadinya lapar.
Mari makan siang!

5 thoughts on “menengok Kampus

Leave a comment